Memang
ide itu tidak pernah bia ditebak kapan munculnya. Kadang ide muncul saat kita
sedang di jalan, di angkot atau bahkan di kamar mandi. Mitosnya, ide tidak
pernah datang dua kali. Sekali datang, selanjutnya akan terlupakan. Makanya
saat penting membawa alat catat kemana pun kita pergi. Beruntung jika ada ide
saat kita berada di depan komputer atau sedang memegang pulpen. Kita bisa
menangkapnya, dan mengikatnya pada catatan kita.
Begitulah
yang terjadi kepada saya saat ini. Niatnya ingin mengusir kantuk lalu iseng
membuka laptop. Saya teringat kejadian kemarin. Bertemu dengan beberapa teman
di forum Blogger Cicalengka. Memang
tidak banyak yang hadir kemarin. Diantara teman-teman yang hadir itu ada dua
orang teman saya yang berkaca mata, satu cewek
satu cowok. Namanya saya tidak sebutkan. Pasti teman-teman blogger Cicalengka juga sudah tahu. Kawan-kawan saya itu, tentu bukan karena
gaya-gayaan menggunakan kaca mata. Itu alat bantu mereka karena matanya minus.
Entah
saya sedang kerasukan apa. Saya jadi tertawa sendiri mengingat kedua teman saya
tersebut. Dalam pikiran saya, mereka manusia bermata empat. Dua pasang mata
pemberian tuhan, dan dua lagi mereka sendiri yang pasang. Bahkan jika mata kaki
dihitung, jumlahnya lebih dari itu hehehe. Aduh, maaf sebenarnya itu hanya
lelucon walaupun sebuah kenyataan juga hehe.
Setelah
puas ‘membully’ mereka dalam hati dan tertawa sendiri terlintas sesuatu dalam
pikiran saya. Betapa besar anugerah yang telah diberikan tuhan kepada kita.
Selayaknya kita berterimaksih dan bersyukur atas itu. Saya tidak mengaggap
teman-teman saya yang matanya minus juga dapat ‘minus’ anugerah dari tuhan.
Begitu pun orang-orang yang kondisi fisiknya tidak lengkap, tuhan tidak
menciptakan mereka secara ‘minus’.
Semua
ciptaan tuhan adalah makhluk yang sempurna. Dikatakan demikian karena dibalik
apa yang tidak dimiliki, tentu ada kelebihan yang mungkin tidak terlihat. Hanya
muncul diwaktu-waktu tertentu yang kita tidak tahu itu kapan munculnya. Tuhan
maha adil dan kita wajib meyakininya. Dibalik keyakinan itulah potensi-potensi
yang terpendam akan hidup.
Kita
tidak pernah menyangka jika orang dengan keterbatasan penglihatan seperti
Ramaditya mampu mengetik cepat pada keyboard
komputer dengan 10 jari. Bahkan lebih dari itu, dia menjadi seorang blogger
yang sukses. Kemampuan yang sampai sekarang pun belum bisa saya samai. Pernah
juga kita melihat orang tidak punya tangan menyetir mobil menggunakan kakinya. Kita
juga mengenal Almarhum H. Pepeng yang
menjadi lulus Magister justru setelah beliau mengalami keterbatasan fisik.
Memang
tidak semua kaum yang mempunyai keterbatasan fisik bisa sukses. Ada juga yang
‘ngampar’ di pinggir jalan menjajakan ketidakberdayaannya. Jadi peminta-minta.
Itu pilihan hidupnya. Dan saya pun tidak berani menyalahkan mereka. Namun
alangkah lebih baiknya jika mengasah kemampuan lain yang mungkin masih
tersembunyi dibalik keterbatasan. Saya yakin pasti setiap orang punya
kelebihan. Tidak pernah tuhan menciptakan sesuatu yang tidak berguna.
Semua
keterbatasan yang ada adalah ujian untuk terus naik kelas. Agama kita bukanlah
agama yang memberatkan. Semua hal yang menjadi kewajiban kita tidak diukur
harus sama tapi sesuai kemampuan. Bagi orang yang secara fisik mengalami
keterbatasan, maka bersabarlah. Karena kelak di akhirat, mereka akan bebas
tanpa pertanyaan sedikit pun tentang apa yang tidak mereka miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar